Rabu, 17 April 2013

laporan kimia

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
PERCOBAAN IV

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

SERTA REAKSI ASAM BASA





 












                                NAMA             : DICKY DWI PURYANTO
        NIM                  : E1E112205
        KELOMPOK  : 5 (LIMA)
        ASISTEN         : YAHYA SOLIKHIN
           
                                             


PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012


 PERCOBAAN IV
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
SERTA REAKSI ASAM BASA
I.       TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini yaitu membuat larutan NaOH dan dari larutan H2SO4, pengenceran larutan H2SO4, menghitung konsentrasi larutan dengan beberapa satuan dan menentukan konsentrasi larutan asam dengan larutan Na2CO3.
II.    TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinyadapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan.. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam dimana solute terlarut (Baroroh, 2004)
Larutan encer dapat dibuat dari larutan pekat dengan mengambil sejumlah larutan pekat dan ditambahkan air dengan volume tertentu jumlah larutan pekat yang di ambil dan air yang ditambahkan dihitung dengan rumus (Syukri,1999).
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volum tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis yang ditandai dengan berubahnya warna indikator (Liliasari, 1993 : 131)
      Untuk mengetahui perubahan warna di pakai suatu indikator. Indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan yang sifatnya berlainan. Pada titrasi ini digunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah senyawa organik golongan pewarna yang mampu memberikan perubahan warna apabila pH dari suatu larutan berubah. Ada beberapa indikator asam basa diantaranya adalah:
1.    Kertas lakmus.
2.    Larutan metil orange.
3.    Phenophtalein (Gunawan, 1998).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi (Sukmariah dan Kamianti, 1990).
Larutan dapat dibedakan menjadi :
-       Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif terhadap jumlah zat pelarut.
-       Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat terlarut.
-       Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau sudah terjadi pengendapan.
-       Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
-       Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan (Keenan, 1991).
Yang menyatakan banyaknya zat terlarut dan pelarut dikenal istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan dinyatakan dengan beberapa cara seperti persen berat (W/W), persen volume (V/V), persen lab, molalitas, molaritas, normalitas, ppm, ppb, fraksimol dan lain-lain (Keenan, 1991).
Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi netralisasi dimana asam bereaksi dengan sejumlah ekivalen basa. Kurva titrasi dibuat dengan memplot pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Titran selalu merupakan asam atau basa kuat, sedangkan analit bisa berubah basa atau asam kuat ataupun basa atau asam lemah. (http://dwitaariyanti.blogspot.com/2010/10/pembuatan-dan-pengenceran-larutan-serta-asam-basa.html).
Indikator adalah suatu asam atau basa, maka jumlah yang harus ditambahkan hendaknya sesedikit mungkin, sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi pH dan titran yang menyebabkan terjadinya perubahan sedikit. Dengan demikian indikator biasanya dibuat dengan konsentrasi beberapa persen saja dan ditambahkan sekitar 2-3 tetes ke dalam larutan yang titrasi (Oxtoby, 2001).
Campuran asam basa dapat dititrasi secara bertahap bila ada perbedaan yang mencolok. Di sini harus ada perbedaan Ka sedikitnya 104. Bila campuran dua asam kuat dititrasi bersamaan, maka tidak akan ada perbedaan dengan titrasi asam kuat tunggal, sehingga hanya satu titik ekivalen. Hal yang sama juga terjadi untuk campuran asam lemah jika harga kedua Ka–nya tidak jauh berbeda (Day dan Underwood, 1998).
Titrasi dalam pelarut bukan air asam dan basa dengan tetapan ionisasi kurang dari 10-7 dan 10-8 terlalu lemah untuk dititrasi secara akurat dalam larutan berair. Pelarut inert atau aprotik dan pelarut amfiprotik. Dengan pelarut amfiprotik, asam atau basa akan disesuaikan dengan kekuatan kation atau anion, dimana asam dan basa tersebut akan mengalami ionisasi sempurna (Basset, 1994).
Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilam macam larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak dapat membentuk larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk campuran heterogen. Sifat larutan sedikit menyimpang dari sifat pelarut karena adanya zat terlarut, penyimpangan semakin besar dan jika komposisi zat terlarut ditambah. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut konsentrasi (Sukmariah dan Kamianti, 1990).








III. ALAT DAN BAHAN
  1. Alat
Alat-alat yang dipergunakan pada percobaan ini adalah Erlenmeyer, buret, gelas piala, labu takar, pipet tetes, pipet Mohr, pipet gondok dan termometer.
B.  Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah H2SO4, NaOH, Na2CO3, indikator metil orange, PP dan metil merah.

IV.  PROSEDUR KERJA

A.  Pembuatan Larutan H2SO4
-          Menimbang labu takar 50 ml kosong (a gram), dan mengisi labu takar 50 ml dengan aquades sampai kira-kira ¾ nya, dan menimbang (b gram, kemudian ukur suhunya (t1)).
-          Menimbang gelas ukur kosong (c gram), mengisi 1 ml H2SO4 pekat ke dalam gelas ukur, dan menimbangnya (d gram) dan mengukur volumenya, serta mengukur suhu dengan termometer (t2).
-          Menuangkan H2SO4 pekat dengan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam labu takar, menepatkan labu takar dengan aquades sampai 50 ml, lalu mengocoknya agar homogen, menimbang larutan H2SO4 yang terjadi (e gram), mengukur suhu dengan termometer (t3).
-        Menentukan sifat pelarutan asam sulfat dan konsentrasinya dalam satuan % (w/w), % (v/v), molalitas, molaritas, ppm, dan fraksi mol.
B.       Pembuatan Larutan NaOH
1.     Menimbang 2 butir (kurang lebih 0,3 gram) NaOH dan melarutkan dalam gelas piala dengan sedikit air yang baru dihangatkan.
2.     Merasakan larutan apakah terasa lebih panas, tetap atau lebih dingin dari sebelumnya.
3.     Memindahkan larutan tersebut kedalam labu takar 50 ml. Membilas gelas piala dengan aquades.
4.     Mengencerkan dan menepatkan sampai tanda tera, kocok supaya homogen.
5.     Menentukan konsentrasi NaOH yang dibuat dalam molaritas dan % (w/v).
C.      Pengenceran Larutan H2SO4
1.     Memipet 5 ml larutan H2SO4 yang telah dibuat pada prosedur A, memasukkannya ke dalam labu takar 50 ml.
2.   Mengencerkan dan menepatkan sampai tanda tera, serta mengocok supaya homogen.
3.   Menentukan konsentrasi H2SO4 hasil pengenceran.
D.  Titrasi Asam terhadap Basa (0,1 N HCl terhadap 0,1 N NaOH)
-        Mengambil 20 ml larutan NaOH, memasukkan ke dalam erlenmeyer.
-        Menambahkan 2-3 tetes indikator merah metil.
-        Mengisi buret dengan larutan HCl 0,1 N dan mencatat pembacaan awal pada buret.
-        Mentitrasi larutan NaOH dengan larutan HCl dan mencatat pembacaan volume akhir, melihat titik
-        akhir bila indikator berubah dari warna kuning menjadi merah muda. Mengulangi titrasi sampai 2 kali. Kemudian merata-ratakan hasil yang diperoleh.
-          Menghitung konsentrasi larutan NaOH.
E.  Titrasi Basa terhadap Asam (0,1 N NaOH terhadap 0,1 N HCl)
-        Mengambil 20 ml larutan HCl 0,1 N kedalam erlenmeyer, dan menambahkan 2-3 tetes indikator merah metil.
-        Mentitrasi larutan ini dengan larutan NaOH (larutan NaOH berada dalam buret). Mencatat pembacaan awal buret dan pembacaan akhir buret. Mengulangi 2 kali, merata-ratakan hasilnya. Menghitung konsentrasi NaOH.
-        Membandingkan hasilnya dengan percobaan pertama.






F.  Penentuan konsentrasi larutan standar dengan larutan Na2CO3
-          Mengambil 15 ml larutan H2SO4 encer yang telah dibuat, memasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
-        Menambahkan 2-3 tetes indikator metil orange dan menitrasi larutan ini dengan standar Na2CO3 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Melakukan 2 kali.
-        Menghitung Molaritas H2SO4 tersebut hingga 4 (empat) desimal.
-        Mengulangi titrasi dengan menggunakan indikator phenolphtalen.

V.                HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Data hasil Pengamatan
1.1    Pembuatan Larutan H2SO4
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
2.

3.
4.
5.

6.
7.

8.
Labu takar 50 ml ditimbang.
Labu takar diisi dengan akuades hingga ¾ penuh dan ditimbang.
Suhu awal  diukur.
Gelas ukur kosong ditimbang.
1 ml H2SO4 pekat ditambahkan lalu dikocok hingga homogen.
Suhu akhir diukur.
Gelas ukur tersebut diisi hingga batas tera dengan akuades.
Massa labu takar ditimbang dengan larutan H2SO4.
Massa = 45,55 gr.
Massa = 63,28 gr.


Massa = 36,00 gr
Massa = 37,62 gr




Massa = 95,94 gr.

1.2    Pembuatan Larutan NaOH
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
2.


3.

Kristal NaOH ditimbang.
Kristal tersebut dilarutkan dengan akuades hangat, dan dirasakan larutannya.
Larutan dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml, dan ditambahkan akuades hingga batas tera, serta dikocok sampai homogen.
Massa = 0,3 gr
Larutan menjadi lebih hangat.



1.3    Pengenceran Larutan H2SO4
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.

2.

3.

5 mL H2SO4  hasil percobaan A  dimasukan ke dalam labu takar 50 ml.
Larutan ini ditambahkan akuades hingga batas tera.
Larutan ini dikocok hingga homogen.
V H2SO4 = 5 ml

V pengenceran = 50 ml 



1.4    Titrasi Asam Terhadap Basa
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.



2.



3.

4.

5.

Larutan NaOH hasil percobaan B sebanyak 20 mL dimasukkan ke dalam erlemeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator metal merah.
Larutan HCl 0,1 N dimasukkan ke dalam buret dan dibaca pembacaan volume awal.

Larutan  NaOH ini dititrasi.

Volume akhir dibaca.

Volume titrasi dihitung.


Warna kuning
·      V1 = 36 ml HCl
V2 = 38 ml
DV = V2 – V1
      = 38 – 36
      = 2 ml
Warna larutan menjadi bening
·      V1 = 38 ml HCl
V2 = 41,8 ml
DV = V2 – V1
      = 41,8 – 38
      = 3,8 ml
Hasil titrasi
Vrata-rata = Vtitrasi I + Vtitrasi II
2
 = 2 + 3,8
2
 =   5,8
2
 = 2,9 ml

1.5   Menitrasi Basa terhadap Asam ( 0,1 N NaOH terhadap 0,1 N HCl )
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.


2.


3.

4.
5.

10 mL HCl dimasukan ke dalam 100 ml dan ditambahkan 3 tetes metil merah.
Buret diisi dengan NaOH 0,1 N dan dicatat pembacaan volume awal.
Larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH.
Pembacaan volume akhir dicatat.
Volume titrasi dihitung dengan merata-ratakannya.

Warna awal pink

V1 = 16,4 ml

Warna larutan menjadi kuning.
V2 = 15,5 ml

DV = V2 + V1
      = 16,4 + 15,5
2
      = 15,95 ml

1.6   Penentuan Konsentrasi Larutan Standar dengan Larutan Na2CO3
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.


2.

3.


4.

5.

6.
15 mL H2SO4 hasil percobaan C dimasukkan ke dalam erlemeyer 50 ml.      
3 tetes metil orange ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
Na2CO3 dimasukkan ke dalam buret dan dibaca volume awal.

Larutan Na2CO3 dititrasi

Pembacaan  volume akhirnya dihitung
Volume titrasinya dihitung.
Berwarna bening


Warna larutan  merah muda
V1 = 10  ml
Warna larutan menjadi jingga.
V2 = 16,8  ml

DV = V2 – V1
      = 16,8 – 10
      = 6,8  ml

2.       Perhitungan
 A.     Konsentrasi Larutan H2SO4 dengan satuan :
1.      Molaritas H2SO4
      Diketahui      :  P                                      = 1,84 kg/L atau 1.840 gr/L
                               Konsentrasi % berat        = 97%
                               BM                                  = 98,08 gr/mol
      Ditanya         :  M sebenarnya                  = ...?
      Jawab            :     1.840 x 97    = 1.784, 8 gr
                                        100
                            M = mol    =   gram     =  1.784,8      =  18,197 M
                                     L          BM x L      98,08 x 1
      Jadi, molaritas larutan H2SO4 adalah 18,197 M.
2.  % (w/w)
Diketahui                 :   massa H2SO4                   = 4,802 gr
                               Massa pelarut                  =  46,378 gr
Ditanya         :  %  (w/w)                          = ... ?
      Jawab            :              Massa H2SO4                     x 100 %
                                  Massa H2SO4 + massa pelarut
                                          4,802                 x  100 %
                              4,802 + 46,78
                        =  9,382 %
Jadi, konsentrasi larutan H2SO4 dalam satuan % (w/w) adalah 9,382 %.
3.      % (v/v)
Diketahui : V H2SO4 pekat                       =  2 ml
                   Volume pengenceran             = 50 ml
Ditanya     : % (v/v)                                  = …?
Jawab        :  % (v/v)  =        Volume H2SO4  pekat               x 100 %
                                                                  50 ml
                              =      2        x 100%
                                      50
                              =  4 %
Jadi, konsentrasi H2SO4 dalam satuan %(v/v) adalah 4 %.
4.      Molaritas 
Diketahui              :  M H2SO4                        = 18,197 ( M1)
                                                :  V H2SO4                        = 2 ml (V1)
                                                :  V H2SO4                        = 50 ml (V2)
Ditanya                 :  M2                            = …?
Jawab                    :  M1  x  V2                        =  M2  x  V1
                                            M2                       =  M1  x  V1  = 18,197 x 2
                                                                              V2              50
                                                                                        =  0,7278
Jadi, konsentrasi H2SO4 adalah 0,7278 molar.
5.      Molalitas
Diketahui              : M H2SO4  pekat         = 4,082 gr
                                BM                            = 98,08 gr/ mol
                                Massa pelarut            = 0,046 kg
Ditanya                 : Molalitas                   = …?
Jawab                    :
                                Mol zat terlarut  =  4,082 / 98,08 gr  =  1,063 molar
                                  Kg pelarut                  0,046  
Jadi, konsentrasi H2SO4  adalah 1,063 molar.
6.      p.p.m
Diketahui              : m H2SO4                    = 4,082 kg = 4.082 gr
                                1 larutan                    = 50 ml        = 0,05 L
Ditanya                 : p.p.m                         = …?
Jawab                    :
                                Mg zat terlarut          = 4.082    =  96040 p.p.m
                                   1 larutan                       0,05
Jadi, konsentrasi larutan H2SO4 adalah 96040 p.p.m.
VI.        Pembuatan larutan NaOH
1.      Konsentrasi NaOH
= mol   =   0,3/ 40        =   0,0075        = 0,15
                                        V            0,05                  0,05
                        Jadi, konsentrasi NaOH adalah 0,15 M
2.      % (w/v)
Diketahui        : Mr NaOH                  =  40 gr/ mol
                          NaOH                       =  0,3 gr
                          V                               = 50 ml    =   0,05 L
Ditanya           :  % (w/v)                    = …?
Jawab              :
                          % (w/v)                     = 0,3/ 50 x 100 %   = 0,6 %
Jadi, konsentrasi NaOH adalah 0,6 %.                                              
C.      Pengenceran Larutan H2SO4 0,36 M
Diketahui                 :  V H2SO4 mula-mula            =    5 ml
                               M H2SO4 mula-mula           =    0,72788 M
                               V setelah pengenceran        =    50 ml
Ditanya         :  M HCl
Jawab            :  M2 =  M1.V1   = 0,72788.5  =  0,072788 molar
                                      V2               50
Jadi konsentrasi larutan H2SO4 sesudah pengenceran sebesar 0,072788
D.      Titrasi Asam Terhadap Basa (0,1 N HCL terhadap 0,1 NaOH)
Diketahui      :  VHCl(1)                               = 11 ml
                               VHCl(2)                               = 11,30 ml
                               NHCl                                 = 0,1 N
                               VNaOH                               = 10 ml
Ditanya         :  NNaOH                              = ....?
Jawab            :
                               Vtitrasi          = 11 + 11,3
                                                             2
                                                  = 11,15 ml
NHCl . VHCl       = NNaOH . Vtitrasi
NHCl  .  10        =  0,1 . 11,15
            NHCl      = (0,1 N) . (11,15 ml)
                                   10 ml
= 0,1115 N

E.      Titrasi Basa  Terhadap Asam (0,1 N NaOH terhadap 0,1 HCl)
Diketahui      :  VNaOH(1)       = 18,2 ml
                               VNaOH(2)       = 35,8 ml
                               NNaOH         = 0,1 N
                               VHCl           = 10 ml
Ditanya         : 
                                 Vtitrasi        = ....?
Jawab            :
                               Vtitrasi          = 35,8 – 18,2                                          
                                                  =  17,6  ml
Konsentrasi NaOH             =  …?
                                                N HCl x V HCl  =  0,1  x 10  =   0,057 N
                                                      N NaOH              17,6
Jadi, konsentrasi NaOH adalah 0,057 N.
F.      Penentuan Konsentrasi Larutan Standar dengan Larutan Na2CO3
Diketahui      :  M Na2CO3 (M2)    =                  0,1 M
                               V H2SO4 (V1)       = 15 ml
                               V Na2CO3  (V2)    = 18,6  ml
Ditanya         :  M H2SO4 (M1)      = …?
            Jawab       : V                             =   0,1 x 18,6
                                                                         15
                                                             = 0,124 molar
Jadi, konsentrai H2SO4 dengan indicator MO adalah 1,924 molar.
Ditanya               :  M H2SO4 ( M1)                = …?
Jawab                  : 0,1 x 25,7                          =  0,1713 molar
                                15
Jadi, konsentrasi H2SO4 dengan indicator PP adalah 0,1713 molar.

     3. PEMBAHASAN
              A. Pembuatan Larutan H2SO4
          Labu takar 50 ml kosong ditimbang dan didapatkan massanya sebesar 45,55 gr. Kemudian labu takar tersebut diisi akuades ¾ penuh dan menghasilkan massa sebesar 63,28 gr.Setelah dimasukkan 1 ml
H2SO4 pekat (18 M). Lalu larutan H2SO4 ditambahkan akuades hingga batas tera (volume larutan 50 ml). Kemudian ditimbang dan didapatkan massanya sebesar 95,94 gr. Molaritas (M) sebesar 0,36 mol/liter.
H2SO4 merupakan asam kuat, cairannya tidak berwarna dan dapat bercampur dalam semua perbandingan. Pembuatan larutan H2SO4 merupakan penggunaan dari prinsip pengenceran larutan. Reaksi yang terjadi :
                       H2SO4(pekat) + H2O(l)             H2O(l)+ H2SO4(encer)
B.  Pembuatan Larutan NaOH
NaOH atau Natrium Hidroksida merupakan salah satu basa kuat yang terdisosiasi sempurna dalam air.Garam-garamnya akan membentuk larutan bening dan tidak berwarna, kecuali jika anionnya berwarna. NaOH merupakan padatan yang bila disentuh oleh tangan akan terasa licin.
Percobaan pembuatan NaOH, 0,31 gram NaOH dilarutkan dalam sedikit akuades yang dihangatkan. Tujuan penggunaan akuades hangat adalah untuk mencegah terbentuknya CO3-2. Apabila CO3-2 terbentuk akan menyebabkan berkurangnya kebebasan atau kemolaran kebasaan NaOH, sesuai dengan sifat CO3-2 yang bersifat asam sehingga dapat mengurangi kebasaan zat atau larutan. Setelah dilarutkan, NaOH dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan akuades hingga batas tera (volume larutan menjadi 50 mL) kemudian dikocok hingga homogen (antara zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan lagi). Dari massa dan volume NaOH didapatkan beberapa satuan konsentrasi antara lain % w/v sebesar 6,2  % dan kemolaran NaOH sebesar   0,155 M.
Reaksi yang terjadi:
NaOH(kristal) + H2O(l)             NaOH (encer) + H2O (l)

C.  Pengenceran Larutan H2SO4
Pada percobaan pengenceran larutan H2SO4, pengenceran dilakukan dengan cara mencampurkan 10 ml H2SO4 percobaan A dengan 40 ml akuades. Sehingga, volume larutan menjadi 50 mL. Kemudian larutan dikocok agar homogen. Pada saat larutan sudah homogen warna larutan hasil pengenceranm sebesar 0,072788 M. Pada pengenceran volume larutan mengalami perubahan [bertambah], namun mol zat terlarut tetap sehingga berlaku mol mula-mula = mol setelah pengenceran.
D.  Menitrasi Asam Terhadap Basa
Mula-mula 20 ml larutan NaOH ditambahkan 3 tetes PP. Dari titrasi didapatkan volume sebesar 21,5 ml HCl 0,1 N.

E.   Menitrasi Basa Terhadap Asam
Pada percobaan titrasi basa terhadap asam, 10,7 ml. HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Dan sesuai perhitungan Volume titrasi sebesar 7,05 ml. Reaksinya :

NaOH (aq)+ HCl (aql)              NaCl (aq) + H2O (l)

F.   Penentuan Konsentrasi Larutan Standar dengan Larutan Na2CO3
Mula-mula 15 ml larutan H2SO4 ditetesi methyl orange, sehingga warna larutan menjadi merah muda Setelah dititrasi warna larutan menjadi jingga. Dan molaritas H2SO4 sebesar 0,168 M. Reaksi yang terjadi :
 H2SO4 (aq)+ Na2CO3(aql)                      Na2SO4(aq) + H2CO3(aq)










VII.                       KESIMPULAN
1.    Larutan merupakan campuran homogen antara dua tau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
2.    Indikator yang digunakan dalam percobaan titrasi menentukan warna yang akan dihasilkan. Dengan menggunakan indikator yang sesuai maka akan dapat terbaca sifat larutan tersebut.
3.   Titrasi HCl encer yang ditetesi indikator metil merah menjadi kuning. Sedangkan titrasi HCl encer yang ditetesi indikator phenophtalein dengan NaOH akan menghasilkan perubahan warna dari bening menjadi ungu.
       4.   Konsentrasi titrasi NaOH oleh HCl sebesar 0,1 M, sedangkan konsentrasi titrasi HCl oleh NaOH sebesar 0,103 M.











DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, 2004 Larutan dan Zat Terlarut. Jakarta : Erlangga.
Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Day, R.A. dan Underwood. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Gunawan, Adi. 1998. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
Keenan, Charles W. dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Liliasari, 1993 : 131. Titrasi antara asam dan Basa. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern jilid I. Erlangga. Jakarta.
Sukmariah, M. dan Kamianti. 1990. Kimia Kedokteran I. Bina rupa Aksara Jakarta.
Syukri,1999. Larutan Encer dan Pekat. Erlangga. Jakarta.